4 Fakta Soal Mimpi Basah yang Dialami Manusia

Baik pria maupun wanita sama-sama bisa mengalami mimpi yang bersifat erotis. Pada pria, mimpi erotis biasanya disertai dengan ejakulasi saat tidur, sehingga disebut sebagai mimpi basah.

Biasanya, mimpi erotis terjadi di usia pubertas, di mana remaja baru saja mengenal sensasi seksual yang tersimpan di alam bawah sadar. Sensasi ini bisa muncul saat tidur sehingga memengaruhi mimpi.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 fakta soal mimpi basah yang dialami manusia.

1. Beda mimpi pria dan wanita

Sama-sama bisa mengalami mimpi erotis, sensasi seksusal yang dirasakan wanita berbeda dengan pria. Pada pria, mimpi erotis biasa diakhiri dengan ejakulasi, alias keluarnya cairan sperma dari penis.

Pada wanita, mimpi erotis tidak selalu membuat ejakulasi, namun bisa membuat orgasme. Orgasme yang dirasakan wanita pun disebut lebih besar daripada yang terjadi pada pria saat mimpi basah.

2. Menikah bikin mimpi basah berhenti?

Mimpi basah terjadi karena adanya dorongan sekssual yang tersimpan. Pada pria dan wanita dewasa yang sudah menikah dan teratur melakukan hubungan seksual, makan tak ada dorongan seksual yang tersimpan.

Beberapa pria mengaku berhenti mimpi bash setelah menikah. Mimpi basah juga berhenti saat usia lanjut, di mana hasrat seksual sudah menurun.

3. Mimpi basah vs sleepgasm

Sleepgasme merupakan orgasme yang terjadi saat tidur. Diperkirakan sekitar 37 persen perempuan mengalami orgasme saat tidurnya.

Lalu, apa bedanya dengan mimpi basah? Jika mimpi basah dipengaruhi oleh dorongan seksual yang tak terlampiaskan, sleepgasm lebih umum terjadi karena stimulasi yang terjadi saat tidur. Tidur tengkurap, memeluk guling, hingga gesekan di area genital saat tidur disebut-sebut bisa memicu sleepgasm.

4. Usia pertama mimpi basah

Mimpi basah biasanya terjadi pertama kali di usia remaja, saat seseorang memasuki masa pubertas. Saat ini, pubertas biasanya dialami remaja berusia 12-13 tahun.

Namun pada beberapa kasus, mimpi basah bisa saja tidak akan terjadi hingga usia remaja akhir, yakni 19 tahun. Pakar mengatakan hal ini terjadi bisa saja karena kualitas dan kadar hormon yang rendah, atau tingginya aktivitas fisik yang dilakukan.

 

Share: